Tempat untuk berbagi ilmu dan pengetahuan
Seberapa pentingnya kah edukasi mengenai kesehatan mental ? Pertanyaan ini sungguh sederhana namun sangat berarti, terkhususnya bagi saudara dan teman-teman di sekitar kita yang membutuhkan bantuan. Namun yang terjadi kita kurang peka, kurang terlalu peduli dengan kondisi mental dan kondisi psikis mereka, hal ini disebabkan kurangnya edukasi atau minimnya pengetahuan mengenai kesehatan mental. Karena minimnya pengetahuan di masyarakat, hal ini juga mempengaruhi stigma yang ada di lingkungan. Stigma ini bisa dipengaruhi oleh sosial dan budaya, daerah tempat tinggal hingga faktor minimnya pengetahuan apa yang harus dilakukan. Stigma yang berada di masyarakat ini yang membuat seseorang yang mengalami mental illness akan semakin terpuruk hingga kondisnya sangat memprihatinkan. Contoh yang banyak terjadi seperti orang berkebutuhan khusus diperlakukan secara dipasung dan dikucilkan di tempat terpencil dan dijauhkan dari lingkungan.ย
Hal tersebut terlihat pentingnya pengetahuan tentang mental health terutama di hari memperingati kesehatan mental ini. Pembahasan saya ini agar sesuai dengan sila ke 5 di Indonesia yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Jadi, orang yang berkebutuhan khusus, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) hingga orang yang membutuhkan bantuan kita dapat ikut serta sejahtera seperti kita.
Lanjut lagi ke pembahasan kita sebelumnya, berdasarkan catatan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2018), prevalensi gangguan emosional pada penduduk berusia 15 tahun ke atas, meningkat dari 6% di tahun 2013 menjadi 9,8% di tahun 2018. Prevalensi penderita depresi di tahun 2018 sebesar 6,1%. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi bunuh diri pada penduduk berusia 15 tahun ke atas (N=722.329) sebesar 0,8% pada perempuan dan 0,6% pada laki-laki. Sementara itu prevalensi gangguan jiwa berat, skizofrenia meningkat dari 1,7% di tahun 2013 menjadi 7% di tahun 2018. Melalui pemantauan Aplikasi Keluarga Sehat pada tahuin 2015, sebanyak 15,8% keluarga mempunyai penderita gangguan jiwa berat (Juniman, 2020). Hal ini menunjukan bahwa tingkat permasalahan kesehatan mental disetiap tahunnya semakin meningkat, kesehatan mental yang di maksud baik gangguan pada emosi hingga pada mental. Kemampuan kita sebagai keluarga, teman atau orang yang memiliki hubungan dengan orang pada permasalahan tersebut dapat kita ringankan.
Kemudian hal yang sering terjadi ketika minimnya pengetahuan kesehatan mental yaitu terlambatnya kita dalam menolong, contohnya seperti banyaknya kasus bunuh diri karena kurangnya kepekaan dan pengetahuan hingga kepedulian kita terhadap teman-teman yang membutuhkan bantuan. Sebaiknya kita mempelajari gejala-gejala atau tanda-tanda yang muncul agar dapat segera di arahkan kepada tenaga profesional.
Disisi lain, dengan perkembangan jaman yang semakin modern membuat orang yang memiliki permasalahan pada kesehatan mental memiliki tantangan tersendiri. Mereka dituntut untuk melihat hal yang keren, hal yang lebih dari mereka di sosial media seperti aplikasi yang banyak di gunakan sekarang ini untuk saling berlomba menunjukan yang terbaik dari diri mereka, sehingga menimbulkan perbandingan diri dan membuat perasaan cemas, depresi dan emosi negatif lainnya yang bisa memperparah keadaan seseorang.
“Kegembiraan adalah doa. Kegembiraan adalah kekuatan. Kegembiraan adalah cinta. Kegembiraan adalah jaring cinta yang dapat Anda gunakan untuk menangkap jiwa.”
Mother Theresa
Oleh karena itu Bapak, Ibu, Orang tua, atau Teman-teman sekalian, dalam memperingati hari kesehatan mental, mari bersama-sama kita bantu saudara, keluarga, teman atau orang sekitar kita yang membutuhkan pertolongan ajaklah dan berani untuk tidak malu merangkul dan mendukung mereka, dan untuk orang yang membutuhkan bantuan dan sedang membaca tulisan saya, anda mampu berjuang menghadapi kondisi anda, tidak perlu untuk menutup diri anda, berbagilah cerita yang anda rasakan, yang ada pikirkan kepada orang tua, sahabat, orang terdekat anda atau mintalah bantuan tenaga profesional yang pasti akan membantu anda. Tidak perlu malu dan menyimpan semua hal yang anda rasakan sendiri.
Semoga Bapak/ Ibu/ Orang tua/ Teman-teman, dapat mengerti tulisan saya ini dalam memperingati Hari Kesehatan Mental.
No Health Without Mental Health.
Terima Kasih
Referensi
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Juniman, P.T. (2018, 10 September). 15,8 persen keluarga hidup dengan penderita gangguan mental. CNNIndonesia. Diunduh tanggal 7 Oktober 2020, dari https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup 20180830182931-255-326289/158-persen-keluarga-hidup-dengan-penderita-gangguan-mental
I was unable to use the translator ๐ฆ
SukaSuka
Translate to english? Yes you can^^ first change to other languange and then change to english on top selection. Hopefully help you
SukaDisukai oleh 1 orang
Thank you!
SukaSuka
you can try again, i have been fixed it^^
SukaDisukai oleh 1 orang
Thank you: Now I’ve been able to read your post and I’ve found it really interesting
SukaDisukai oleh 1 orang
Glad to hear that^^ hope you can get something from my blog
SukaDisukai oleh 1 orang
๐๐น๐๐๐ค
SukaSuka