Tempat untuk berbagi ilmu dan pengetahuan
Sebelum menikah atau pun sebelum menjalin hubungan seperti pacaran atau kejenjang yang lebih serius sering kali kita terlebih dahulu melihat bibit bebet bobot pasangan. Bagaimana asal usulnya, sifatnya, perilakunya, emosinya dan sebagainya. Kemudian barulah kita memutuskan untuk melangkah ke jenjang berikutnya. Namun di masa sekarang seseorang dapat menutupi kekurangannya atau perilaku buruknya dan baru terlihat setelah menikah atau jenjang yang lebih serius.
Perilaku buruk banyak bentuknya, namun yang akan bahas mengenai toxic sebagai pasangan. Sama seperti pembahasan sebelumnya mengenai toxic friends atau pun toxic parents. Pasangan yang baik tentu akan membangun dan membentuk hal yang positif pada pasangannya, tidak menyakiti dan memiliki pengaruh yang buruk terhadap pasangan. Hal ini sering terjadi pada beberapa orang, dan yang membuat perihatin bahwa tidak dapat membela diri, bertindak hingga hanya dapat pasrah. Hal ini bisa di pengaruhi oleh beberapa hal, seperti Usia, seseorang yang lebih tua dibandingkan pasangan memang biasanya lebih bijak dalam berfikir, ataupun dalam bertindak, namun tidak menutup kemungkinan akan merasa lebih merasa lebih tau dan mengerti apa yang terbaik. Gender, stereotip yang ada di masyarakat terjadi pada laki-laki lebih berkuasa, lebih mendominasi, lebih mampu di bandingkan perempuan. Hal ini dapat memicu perilaku buruk terhadap pasangan. Pekerjaan/ Karir, pola asuh orang tua hingga lingkungan tempat tinggal.
“Tanpa sasaran dan rencana meraihnya, Anda seperti kapal yang berlayar tanpa tujuan.”
Fitzhugh Dodson
Banyak faktor yang menyebabkan pasangan memiliki perilaku yang buruk, dan tidak menutup kemungkinan hal diatas dilakukan oleh perempuan. Baik laki-laki maupun perempuan semua memiliki kesempatan untuk berperilaku toxic sebagai pasangan. Bagaimana kah ciri perilaku toxic sebagai pasangan ?
Ciri di atas merupakan beberapa dari banyak ciri lainnya yang terjadi di sekitar kita. Jika anda sebelum menempuh ke jenjang pernikahan mungkin anda dapat memikirkan kembali jika ingin kejenjang yang lebih serius. Karena dalam pernikahan tidak ada kata mundur dan tidak jadi ketika sudah sah. Lalu apa yang dapat kita lakukan kita sudah menuju jenjang pernikahan atau pada jenjang yang lebih serius selain menerima tingkah laku pasangan ? diantaranya seperti :
Beberapa cara di atas dapat anda terapkan agar anda tetap menjadi orang yang positif dan tidak terkena dampak dari pasangan yang toxic. Jika anda masih dapat membuat keputusan sebelum menikah tentukanlah dengan bijak, karena tidak mudah merubah perilaku dan attitude. Karena hal tersebut sudah menyatu dengan diri orang tersebut, dan untuk anda yang sudah menikah semoga anda dan pasangan dapat saling mendukung dan menjadi pasangan yang membuahkan hal yang baik dan membahagiakan orang sekitar. Semoga tulisan ini dapat membantu orang sekitar anda yang membutuhkan, bagikan dan berikan kepada teman atau kerabat anda mengenai pengetahuan baru yang baru anda dapat. Jika masih terdapat hal yang tidak di mengerti atau ingin di tanyakan dapat menuju pada bagian komentar di bawah atau bagian contact me.
Terima kasih
See Question