Tempat untuk berbagi ilmu dan pengetahuan
Pembahasan kali ini membahas mengenai salah satu gangguan yang mempengaruhi fungsi intelektual pada diri seseorang. Sebelum lanjut pada pembahasan berdasarkan American Psychiatric Association-Diagnostic sudah mengganti sebutan Retardasi Mental (Mental Retardation) menjadi Keterbatasan Intelektual (Intellectual Disability). Jadi, tidak ada lagi penyebutan Retederdasi Mental/ RM, dan di indonesia sendiri lebih pada penyebutan tunagrahita.
Intellectual disability merupakan suatu gangguan yang mempengaruhi fungsi intelektual yang berada di bawah rata-rata dan mengalami gangguan dalam keterampilan adaptif dan dapat dideteksi sebelum usia 18 tahun. Bahkan dengan teknologi sekarang sudah dapat di ketahui sebelum pranatal atau pada saat masih berada di kandungan dengan menganalisa bentuk janin berdasarkan ciri-ciri dari seorang intellectual disability.
Membahas mengenai intellectual disability tentu memiliki tingkatan yang berbeda. Mulai dari yang ringan hingga sangat berat. Untuk yang sangat berat memiliki ciri fisik yang sama pada umumnya yaitu memiliki wajah mongol. Berikut ini saya jabarkan untuk kategori tingkatan seorang yang mengalami gangguan intellectual disability :
Berikut saya sertakan juga karakteristik perkembangan orang yang mengalami intellectual disability yang bersumber dari sinopsi psikiatri, 2010 :
Tingkatan reterdasi mental | Usia pra sekolah (0-5) maturasi dan perkembangan | Usia sekolah (6-20) Latihan dan Pendidikan | Dewasa (21 dan lebih) Keadekuatan sosial dan kejuruan |
Sangat berat | ID terlihat, kapasitas berfungsi minimal dalam bidang sensorimotorik, memerlukan perawatan bantuan, dan pengawasan terus menerus | Ada beberapa perkembangan motorik, dan terbatas terhadap menolong diri sendiri. | Beberapa perkembangan motorik dan bicara dan memerlukan perawatan |
Berat | Perkembangan motorik sedikit, berbicara sedikit atau tidak punya keterampilan berbicara, tidak mampu belajar. | Dapat berbicara atau belajar komunikasi, dapat dilatih kebiasaan sehat, dan mampu mendapatkan manfaat dari latihan kebiasaan sistematik. | Dapat melakukan perawatan diri dibawah pengawasan dan dapat melingdungi diri sendiri dengan tingkat minimal/rendah dalam lingkungan terkendali. |
Sedang | Dapat berbicara atau belajar komunikasi, kesadaran sosial buruk,motorik cukup, dapat ditangani pengawasan sedang. | Dapat belajar keterampilan sosial dan pekerjaan, tidak dapat berkembang lebih dari kelas 2 SD secara akademik, dapat belajar pergi sendirian di tempat yang telah dikenal. | Dapat bekerja sendiri dalam pekerjaan yang tidak dilatih atau setengah dilatih dengan kondisi diawasi, memerlukan pengawasan dan bimbingan saat berada kondisi stress sosial |
Ringan | Dapat mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi, tidak dapat dibedakan dengan orang normal. | Dapat belajar keterampilan akademik sampai kelas 6 SD atau akhir usia remaja, hingga dapat dibimbing untuk menyesuaikan diri dengan sosial | Biasanya dapat mencapai keterampilan sosial dan kejuruan yang adekuat untuk membiayai diri sendiri atau mungkin membutuhkan bantuan dan bimbingan jika dibawah stres sosial |
Setelah mengetahui dari tingkatan Intellectal disability maka selanjutnya membahas mengenai faktor yang membuat seseorang dapat mengalami gangguan ID, dimulai dari faktor gen, pranatal, perinatal, hingga faktor lingkungan.
“Kata-kata ramah itu singkat dan gampang diucapkan, namun gaungnya benar-benar tiada berakhir.”
Bunda Teresa
Faktor Gen
Dalam faktor gen cukup banyak yang mempengaruhi, mulai dari kelainan kromosom hingga mengalami syndrom. Pada Kelainan kromosom didapatkan jenis kelainan seperti trisomi 21. Pada normalnya seseorang memiliki 2 kromosom 21, namun yang terjadi kelainan faktor gen terdapat 3 kromosom 21. Kemudian akibat nondisjungsi juga mempengaruhi faktor gen ID, dimana sel normal dan sel trisomi terdapat pada baberbagai jaringan dan terakhir ada faktor translokasi yang sering terjadi pada kromosom 21 dan 15, dan hal ini di pengaruhi oleh orang tua sebagai pembawa (carrier).
Faktor Pranatal
Pranatal atau biasa disebut dengan sebelum kelahiran. Kondisi ini dapat dikatakan kondisi yang terjadi pada saat bayi masih berada di dalam kandungan Ibu. Banyak faktor yang mempengaruhi anak terlahir ID seperti faktor penyakit, contohnya diabetes yang tidak terkendali, anemia, etc. karena penyakit ini mempengaruhi perkembangan sistem pusat janin. Selain itu faktor infeksi virus contohnya penyakit rubella atau campak jerman juga mempengaruhi anak terlahir intellectual disability. virus lainnya yang menganggu kondisi janin yaitu seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS yang menurunkan tingkat kekebalan dan virus yang merusak jaringan di tubuh, dan yang terakhir faktor zat. Zat yang dimaksudkan seperti obat-obat terlarang atau narkoba, zat adiktif, alkohol hingga obat aborsi atau penggugur kehamilan.
Faktor Perinatal
Faktor ini kebalikan dari pranatal, yaitu kondisi bayi sesudah kelahiran atau pasca kelahiran. Kondisi ini memungkinan bayi atau anak terpapar beberapa faktor, diantaranya karena infeksi. Infeksi yang didapat bisa berupa meningitis dan infeksi bakterial. Hal ini membuat orang tua harus lebih memperhatikan lagi kesehatan bayi dan anaknya. Kemudian faktor trauma kepala. Faktor ini bisa berupa anak yang jatuh dan kepala terbentur, atau akibat benturan benda yang mengenai kepala, dan terakhir faktor masalah lainnya. Seperti apa ? bisa seperti anak yang terkena tumor dan membutuhkan bedah kepala, kemudian kemoterapi yang mempengaruhi fungsi otak.
Faktor lingkungan dan sosiokultural
Pada faktor ini terdapat beberapa hal yang mempengaruhi seperti dari keluarga yang miskin / ekonomi menengah kebawah dan kekurangan secara sosiokultural. Hal ini terjadi pada saat pranatal, dimana bayi yang mengalami malnutrisi sehingga terjadi kurangnya kebutuhan gizi pada saat bayi berada didalam kandungan. Kehamilan pada remaja, juga merupakan dapat memicu terjadinya anak yang ID karena dapat melahirkan secara prematur atau Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Kecukupan gizi pada sesudah kelahiran juga dibutuhkan untuk perkembangan otak, sehingga sangat di butuhkan Gizi yang seimbang pada anak.
Hal diatas adalah faktor-faktor yang dapat memicu hingga menyebabkan anak menjadi intellectual disability, sehingga orang tua atau calon orang tua agar lebih dapat memperhatikan lagi setiap proses dan perkembangan yang terjadi pada anak. Sekian dari saya, semoga Bapak/ Ibu/ Orang tua/ Teman- teman dapat memeplajari hal baru dari web ini, namun jika ada hal yang ingin di tanyakan saya persilahkan untuk mengunjungi akhir page web ini dan mengisi kolom komentar, atau mengunjungi pada bagian contact me.
Terima Kasih
Daftar Pustaka
Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Tangerang (Indonesia) : BINARUPA AKSARA; 2010
See Question